Join now!!! cara mudah dapat dollar just click it

Sabtu, 30 Mei 2009

Pesta Adat Mallassuang Manu

A. Selayang Pandang

Apabila Anda berkunjung ke Kotabaru, Kalimantan Selatan, antara bulan Maret—April, ada baiknya jika Anda mengikuti Pesta Adat Malassuang Manu, ritual khas kaum muda mudi suku Mandar yang berdomisili di Kecamatan Laut Selatan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Mallassuang Manu adalah sebutan bagi ritual adat melepas beberapa pasang ayam jantan dan betina sebagai bentuk permohonan meminta jodoh kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pesta adat yang juga telah menjadi event wisata ini dilakukan secara turun temurun di Pulau Cinta, sebuah pulau kecil yang konon berbentuk hati dan berjarak sekitar dua mil dari Pulau Laut, pulau terbesar di perairan tenggara Kalimantan yang menjadi Ibu Kota Kabupaten Kotabaru. Pulau Cinta memiliki luas sekitar 500 m2 dan hanya terdiri dari batu-batu besar dan sejumlah pohon di dalamnya.

Dalam pesta adat yang unik ini, para peserta berangkat secara bersama-sama dari Pulau Laut (Kotabaru) menuju Pulau Cinta dengan menggunakan perahu. Sesampainya di Pulau Cinta, pesta adat melepas sepasang ayam jantan dan betina dilaksanakan dengan disaksikan oleh ribuan penonton.








Perjalanan menuju Pulau Cinta (kiri), dan para pengunjung yang mengikuti Pesta Adat Malassuang Manu (kanan)

B. Keistimewaan

Keinginan agar mudah mencari jodoh dapat melahirkan ekspresi budaya yang khas. Kekhasan itulah yang dapat disaksikan dalam Pesta Adat Malassuang Manu. Ritual utama dalam upacara ini, yaitu melepas ayam jantan dan betina, dilaksanakan di atas sebuah batu besar yang bagian tengahnya terbelah sepanjang kira-kira 10 meter. Dari atas batu itu, sepasang ayam tersebut dilemparkan sebagai tanda permohonan kepada Tuhan supaya dimudahkan dalam mencari jodoh.

Usai melepas sepasang ayam tersebut, para muda-mudi ini kemudian mengikatkan pita atau tali rafia (yang di dalamnya telah diisi batu atau sapu tangan yang indah) di atas dahan atau ranting pepohonan yang terdapat di Pulau Cinta. Hal ini sebagai perlambang, apabila kelak memperoleh jodoh tidak akan terputus ikatan tali perjodohannya sampai maut menjemput.

Kelak, pita atau tali rafia tersebut akan diambil kembali bila permohonan untuk bertemu jodoh telah terkabul. Pasangan yang telah berjodoh ini akan kembali ke Pulau Cinta untuk mengambil pita atau tali rafia tersebut dengan menggunakan perahu klotok yang dihias dengan kertas warna-warni. Makanan khas yang selalu menjadi hidangan dalam ritual kedua ini adalah sanggar (semacam pisang goreng yang terbuat dari pisang kepok yang dibalut dengan tepung beras dan gandum dengan campuran gula dan garam), serta minuman berupa teh panas.

Pasangan ini akan diiringi oleh sanak saudara untuk mengadakan selamatan. Usai memanjatkan doa, mereka kemudian melepaskan pita atau tali rafia yang dulu diikatkan di dahan atau ranting pohon untuk disimpan sebagai bukti bahwa keinginannya telah terkabul. Selain itu, ritual kedua ini juga merupakan permohonan supaya dalam kehidupan selanjutnya selalu dibimbing menjadi keluarga yang sejahtera.

Pesta adat yang pelaksanaannya didukung oleh pemerintah daerah setempat ini juga dimeriahkan oleh tari-tarian adat dan berbagai macam perlombaan, seperti voli, sepakbola, dan lain-lain. Berbagai event lomba tersebut biasanya akan memperebutkan trophy Bupati Kotabaru atau Gubernur Kalimantan Selatan.








Tarian penyambutan oleh gadis-gadis Mandar (kiri), dan pertandingan sepakbola (kanan)

C. Lokasi

Pesta adat Mallassuang Manu diselenggarakan di Teluk Aru dan Pulau Cinta, Kecamatan Laut Selatan, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, Indonesia.

D. Akses

Ibu Kota Kabupaten Kotabaru terletak di ujung utara Pulau Laut. Dari Ibu Kota Kalimantan Selatan, Banjarmasin, Kotabaru terletak sekitar 350 kilometer dengan kondisi jalan yang kurang mulus. Wisatawan yang menggunakan bus, bus mini, atau mobil carteran akan menghabiskan waktu sekitar 9—10 jam untuk sampai di pelabuhan penyeberangan. Perjalanan darat ini akan dilanjutkan dengan menyeberangi laut menggunakan kapal ferry menuju Pelabuhan Tanjung Serdang, Kotabaru. Dari Pelabuhan ini, perjalanan darat menuju Kotabaru masih memerlukan waktu sekitar 1 jam dengan jarak sekitar 40 kilometer.

Selain perjalanan darat, jika memilih transportasi laut, wisatawan dapat pula memanfaatkan penyeberangan dari Pelabuhan Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu) menuju Pelabuhan Tanjung Serdang (Kotabaru). Pelabuhan Batulicin merupakan salah satu pelabuhan utama di Kalimantan Selatan yang melayani pelayaran dari dan ke pelabuhan-pelabuhan besar di Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa.

Apabila memanfaatkan jasa pesawat udara, wisatawan dapat melakukan transit terlebih dahulu di Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin (Kalimantan Selatan) atau Bandara Sepinggan Balikpapan (Kalimantan Timur) sebelum menuju Bandara Stagen Kotabaru. Dari dua kota ini, saat ini telah ada layanan pesawat jenis Fokker yang dapat mengangkut sekitar 48 penumpang dengan rute Banjarmasin-Kotabaru-Balikpapan dan rute Balikpapan-Kotabaru-Banjarmasin. Pesawat tersebut melayani penerbangan setiap hari dengan waktu tempuh dari Banjarmasin—Kotabaru atau dari Balikpapan—Kotabaru sekitar 30 menit. Dari Banjarmasin pesawat tersebut berangkat sekitar pukul 07.15 WITA, semetara dari Balikpapan sekitar pukul 13.30 WITA.














Perahu-perahu Nelayan di Teluk Aru sengaja tidak melaut untuk
mengantarkan para peserta menuju Pulau Cinta


Dari Teluk Aru di Kotabaru, wisatawan dapat menuju Pulau Cinta menggunakan perahu nelayan bersama-sama dengan peserta Pesta Adat Mallassuang Manu lainnya. Perjalanan dari Teluk Aru ini memakan waktu sekitar 30 menit. Perayaan pesta adat ini biasanya berlangsung meriah, sehingga wisatawan tak perlu khawatir dengan ketersediaan perahu, sebab perahu-perahu tersebut akan dikoordinasikan oleh panitia untuk menuju Pulau Cinta.

E. Harga Tiket

Wisatawan yang mengikuti Pesta Adat Malassuang Manu tidak dipungut biaya.

F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Pulau Cinta sebagai lokasi perayaan Pesta Adat Malassuang Manu belum memiliki fasilitas akomodasi yang memadai. Oleh sebab itu, jika wisatawan memerlukan penginapan, restoran, warung telepon, rumah ibadah, dan sebagainya dapat memperolehnya di Kotabaru. Selain menyaksikan pesta adat ini, wisatawan juga dapat mengunjungi obyek wisata andalah kabupaten Kotabaru, yaitu Pantai Gedambaan.

by wisatamelayu.com

1 komentar: